Hadith Pilihan Hari ini


Random Hadith Widget

Friday, April 1, 2011

Hanya Tinggal Kenangan (1970-an - 2011)

Masa kecil-kecil dulu selalu lepak dengan kawan-kawan. Duduk bersahaja bercerita tentang hal di sekolah. Bila cerita tentang sekolah bukan ilmu pengetahuan yang didiskusikan, "budak mana...?"....."apa lagi....jangan kasi lama..."...itu adalah antara perkara yang selalu kedengaran.

Namun itu semua cerita lalu dan kini hanyalah tinggal kenangan. Yang baik jadikan iktibar, yang buruk jadikan teladan. Walaupun orang mengenali Kampung Lembaga Padi dengan bermacam-macam benchmark. Tetapi sebagai warga sejati kampung ini, aku merasa bangga kerana disitulah aku bermula.

Dari seorang budak kampung, sehinggalah ke satu tahap di mana aku berada ketika ini. Juga merasa bangga dengan kejayaan warga kampung yang sentiasa berusa mengubah nasib menjadi lebih baik. "Saya merasa bangga dengan kejayaan sahabat-sahabat semua, kerana anda juga adalah warga LPN...!"

Dari kampung ini lahir bermacam-macam perwatakan. Dari yang putih sehinggalah yang hitam. Tidak perlulah diungkapkan disini, sebab yang putih juga bisa berubah menjadi hitam lalu yang hitam juga bisa luntur menjadi putih. Kitalah yang akan menentukan nasib kita masing-masing. Teruslah berusaha mencari warna hidupmu, dan jangan jemuh merasa takut dan harap pada-NYA.

Bercerita tentang kampung yang kini hanyalah tinggal kenangan, walau dimana berada ikatan akan tetap wujud antara setiap warga. Sebagai ingatan dan kenangan bersama gambar-gambar berikut mungkin akan dijadikan sebagai pengubat rindu, bahan cerita kepada anak-anak, cucu cicit dan susur galur keturunan.

Mungkin akan terus dikenang untuk 1000 tahun yang akan datang.














Suddenly....

















All photos credit to: 


sebagai penutup al-kisah hayati lagu ini.....

Ujung Aspal Pondok Gede
by: Iwan Fals


Di kamar ini aku dilahirkan

Di balai bambu buah tangan bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari ibu



Nama dusunku ujung aspal pondok gede
Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun



Kambing sembilan motor tiga bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya



Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi



Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi dan tak akan pernah kembali


.........................


Satu persoalan kepada semua:

Setelah ini semua berlaku, perlukah kita berterima kasih pada pembangunan....?
Nampak gayanya pembangunan hanya meminggirkan masyarakat....
Kisah ini adalah salah satu daripada ribuan kisah yang melanda di serata dunia....

Bila tiba musim pilihanraya kita dicanangkan dengan pembangunan....
Lalu semua warga bersorak...

Setelah pilihanraya berlalu kita terpinggir kerana pembangunan....
Lalu semua warga bersedih....

Terima kasih kepada yang "perihatin" dengan nasib warga ini....
Setiap warga akan kenang setiap "jasa" itu...


(ur_whispers)
semoga berjumpa lagi....
kisah masa lalu untuk tatapan generasi masa hadapan...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...